Waktu berjalan begitu cepat. Rasa-rasanya baru saja kemarin,
padahal sudah bertahun-tahun yang lalu. Rasa-rasanya baru beberapa jam yang
lalu, padahal sudah kemarin, begitu seterusnya. Entah mengapa, akhir-akhir ini
aku diberi kesempatan untuk belajar banyak dari orang-orang di sekeliling.
Belajar apa? Belajar mengenai apa yang mungkin tidak dapat aku jumpai dalam
buku, jurnal, dan literatur kuliahku. Ya, ini tentang makna kebahagiaan hidup.
Ada yang memandang hidup bahagia ketika dicukupkan semua kebutuhan, bahkan
dilebihkan. Ada yang merasa bahagia dengan orang-orang di sekeliling yang
begitu sayang padanya. Ada yang merasa hidupnya bahagia ketika sudah sampai
pada suatu kedudukan, dan masih banyak lagi alasan bahagia lainnya. Secara
personal, saya lebih memaknai kebahagiaan hidup sebagai rasa syukur, syukur
atas segala sesuatu yang telah aku dapat hingga saat ini. Akhir-akhir ini aku
memang ditakdirkan untuk bertemu orang-orang dengan beragam cerita. Seseorang
yang aku kenal ceria, ternyata juga menyimpan kesedihan dalam hatinya.
Seseorang dengan rezeki yang berlebih, ternyata juga kurang mendapat kasih sayang
dari orang sekelilingnya. Seseorang yang terlihat santai dan selalu percaya diri,
ternyata menyimpan kekhawatiran yang besar akan masa depannya. Seorang dari keluarga terpandang dengan penyakit yang menggerogoti tubuhnya. Aku jadi
menyadari bahwa hidup manusia tidak pernah sempurna. Yang aku percaya, bahwa
manusia bisa sanggup berdiri kuat karena rasa syukur atas semua yang dimiliki,
yang diberikan Tuhan padanya. Rasa syukurlah yang bisa mentransformasi
kesedihan menjadi kebahagiaan, kekurangan menjadi kecukupan, dan kekhawatiran
menjadi rasa optimis. Bersyukurlah karena setiap potongan kecil hidup kita
ternyata jauh lebih indah daripada orang lain. Bersyukurlah karena Tuhan
menaruh kepedulian yang luar biasa besar pada kita, menguji kita dengan hal-hal
yang sebenarnya kita tidak suka, untuk menempa kita. Aku yakin, Tuhan ingin
hamba-Nya tangguh, siap dalam kondisi apapun, malu mengeluh, tidak serakah,
tidak sombong, kerja keras, dan selalu meminta perlindungan pada-Nya. Hingga aku
menyadari bahwa fase kehidupan sebelum hari ini adalah bukan kebetulan, semua skenario
Tuhan. Sakit memang ketika sudah memimpikan hal yang terlihat baik, mengusahakan
yang terbaik untuknya, membayangkan diri berada dalam mimpi itu, dan pada
akhirnya tidak seperti yang diharapkan. Tapi
apakah dengan bersakit-sakit, bersedih-sedih, menyalahkan diri sendiri, akan
membuat impian yang tadinya gagal menjadi terwujud? Tidak, itu semua akan
membuatmu terlihat rapuh. Cobalah merenung sejenak, mengingat setiap titik yang
membuat kita gagal dalam sesuatu. Itu semua ilmu. Bisa jadi itu ilmu luar biasa
yang sengaja Tuhan berikan kepada orang-orang yang sudah siap menerimanya,
kepada orang-orang yang Tuhan anggap mampu melaluinya, orang-orang itu kita.
Belajar untuk bersyukur atas kenikmatan, pun juga atas cobaan. Ketika banyak
hal berjalan tidak sesuai harapan, percayalah, Tuhan sedang menyiapkan hal yang
lebih indah untuk kita dapatkan. Bukankah Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang?
Tuhan pasti tau kapan indah itu seharusnya datang. Syukuri hidup ini agar
selalu bahagia.
Talk Turkey
Something essential, something unimportant, something pristine, something unpredictable, something absurd, something special, something worth it, something worst, and something else :)
Translate
Kamis, 11 Desember 2014
Senin, 03 Februari 2014
Mau Denger Aku Nyanyi?
Helloooooo, rasanya udah lama banget nggak nge-post di blog ini, udah setahun ternyata. Maaf, kali ini bener-bener lagi sok sibuk. :p
Musik itu bahasa universal, iya nggak? Denger-denger sih gitu. Banyak yang suka denger dan main musik juga kenyataannya. Kamu gimana?
Pada awalnya, aku suka banget nyanyi-nyanyi lagu favorit di rumah, iya, di setiap sudut rumah. Pada paham semua kan, kalo kamar mandi adalah salah satu spot favorit yang serasa mirip studio rekaman para penyanyi? Aku sependapat. Ternyata, hobi bernyanyiku membawa bencana untuk orang-orang. Mereka pada nggak nyaman gitu kalo denger aku nyanyi (katanya sih), kupingnya sakit lah, tiba-tiba hipertensi lah, mual-mual lah, dan semacamnya.
Waktu SMA aku pernah didapuk buat nyanyiin lagu pengiring tari saman di sekolah. Waktu itu ada acara eksibisi karya siswa kecil-kecilan, internal sekolah aja. Didapuk pun bukan karena mereka tau kalo suaraku memang emas, tapi emang karena nggak ada yang mau, nggak ada yang pede, cuma aku yang sok-sok sanggup. Bernyanyilah aku, berasa tenang dan damai dengan teks lagu bahasa Aceh di tangan. Tanpa aku sadari, yang nari saman pada bingung, nggak sama gerakannya, kebayang nggak tari saman kalo nggak kompak gimana? Iya, nggak enak banget dilihat, keliatannya kayak para penari saling toyor-menoyor kanan-kiri. Tuh kan, suaraku bener-bener emas, yaaaa meski emas sepuhan yang kalo dipake lama-lama jadinya item. Itu semua bisa terjadi karena aku lebih asyik ngeliatin teks lagu daripada ngedengerin musik pengiringnya, salah tempo akibatnya. Untungnya temen-temen sekelas yang juga jadi penari saman waktu itu nggak marah, mereka ikhlas dan tulus menerima kekuranganku.
Kasus yang ke-dua, waktu ngerjain tugas. Ceritanya aku dapet tugas dari dosen untuk membuat media pembelajaran yang sesuai dengan salah satu jenis kecerdasan manusia. Waktu aku inget tugas itu, taunya udah mepet deadline. Kalo mau gambar-menggambar atau bikin mind mapping, aku udah lama nggak punya pensil warna, crayon, dsb, itu juga makan banyak waktu. Akhirnya aku pilih buat media pembelajaran untuk kecerdasan musikal yang kira-kira nggak makan waktu banyak, iya berarti aku bakal nyanyi dan bikin lagunya. Tiba-tiba rentetan pertanyaan muncul.
Pertanyaan 1: Lagu apa yang cucok buat matematika yak?
Pertanyaan 2: Terus aku yang harus nyanyi atau minta tolong orang lain buat nyanyi? Tapi siapa?
Pertanyaan 3: Ngerekamnya pake apa yang ngejamin hasilnya bagus dan suara-suara lain nggak ikut kerekam?
Pertanyaan 4: Aplikasi apa yang bisa ngubah suara nggak enak jadi enak? Soundcloud bisa ga sih?
Dan, keputusannya adalah....
Aku nyoba buat ngerekam suara sendiri (lagi), lagunya JKT 48 yang judulnya Heavy Rotation tapi liriknya diubah pake kata-kata yang matematika banget, gitu-lah pokoknya, pake handphone ngerekamnya. Usaha itu pun nggak berjalan mulus, beberapa kali harus take (dalam jumlah yang nggak wajar gitu). Yah, sama aja kalo gini makan waktu banyak.
Take yang berkali-kali itu akhirnya menuai protes dari ibuku. Ibu bilang, "Kamu ngapain dari tadi nyanyi diulang-ulang terus? Jangan sakit hati juga, agak gimana gitu, kurang enak.". Yak, suara itu kerekam. Yaaaa salahku juga ngapain nyanyi-nyanyi di atas jam 9 malem, diulang-ulang pula.
Akhirnya, biar nggak ngeganggu orang lain, aku mutusin buat nyanyi di dalem lemari dengan maksud biar kedap suara, dan kece suaranya. Tapi.... gagal, nggak seenak orang-orang nyanyinya. Terus, apa aku maksa buat ngumpulin tugas nyanyi yang nggak banget suaranya itu ke dosen? Ya, terpaksa, dari pada nggak dapet nilai? Bukan berarti aku lebih mentingin dapet nilai terus ngebiarin orang lain termasuk dosenku menderita, enggak. Hasil rekaman suaraku nggak mengerikan seperti yang dibayangkan kok, masih bisa didengerin meskipun komentarnya nggak bagus, hehe. Lumayan.
Itu beberapa hal yang aku inget tentang akibat suara emasku. Mungkin ada yang kesempil dan akhirnya lupa buat di share, atau mungkin akan ada lagi tambahan-tamabahannya lagi. Gimana, masih pengen denger aku nyanyi? :)
Musik itu bahasa universal, iya nggak? Denger-denger sih gitu. Banyak yang suka denger dan main musik juga kenyataannya. Kamu gimana?
Pada awalnya, aku suka banget nyanyi-nyanyi lagu favorit di rumah, iya, di setiap sudut rumah. Pada paham semua kan, kalo kamar mandi adalah salah satu spot favorit yang serasa mirip studio rekaman para penyanyi? Aku sependapat. Ternyata, hobi bernyanyiku membawa bencana untuk orang-orang. Mereka pada nggak nyaman gitu kalo denger aku nyanyi (katanya sih), kupingnya sakit lah, tiba-tiba hipertensi lah, mual-mual lah, dan semacamnya.
Waktu SMA aku pernah didapuk buat nyanyiin lagu pengiring tari saman di sekolah. Waktu itu ada acara eksibisi karya siswa kecil-kecilan, internal sekolah aja. Didapuk pun bukan karena mereka tau kalo suaraku memang emas, tapi emang karena nggak ada yang mau, nggak ada yang pede, cuma aku yang sok-sok sanggup. Bernyanyilah aku, berasa tenang dan damai dengan teks lagu bahasa Aceh di tangan. Tanpa aku sadari, yang nari saman pada bingung, nggak sama gerakannya, kebayang nggak tari saman kalo nggak kompak gimana? Iya, nggak enak banget dilihat, keliatannya kayak para penari saling toyor-menoyor kanan-kiri. Tuh kan, suaraku bener-bener emas, yaaaa meski emas sepuhan yang kalo dipake lama-lama jadinya item. Itu semua bisa terjadi karena aku lebih asyik ngeliatin teks lagu daripada ngedengerin musik pengiringnya, salah tempo akibatnya. Untungnya temen-temen sekelas yang juga jadi penari saman waktu itu nggak marah, mereka ikhlas dan tulus menerima kekuranganku.
Kasus yang ke-dua, waktu ngerjain tugas. Ceritanya aku dapet tugas dari dosen untuk membuat media pembelajaran yang sesuai dengan salah satu jenis kecerdasan manusia. Waktu aku inget tugas itu, taunya udah mepet deadline. Kalo mau gambar-menggambar atau bikin mind mapping, aku udah lama nggak punya pensil warna, crayon, dsb, itu juga makan banyak waktu. Akhirnya aku pilih buat media pembelajaran untuk kecerdasan musikal yang kira-kira nggak makan waktu banyak, iya berarti aku bakal nyanyi dan bikin lagunya. Tiba-tiba rentetan pertanyaan muncul.
Pertanyaan 1: Lagu apa yang cucok buat matematika yak?
Pertanyaan 2: Terus aku yang harus nyanyi atau minta tolong orang lain buat nyanyi? Tapi siapa?
Pertanyaan 3: Ngerekamnya pake apa yang ngejamin hasilnya bagus dan suara-suara lain nggak ikut kerekam?
Pertanyaan 4: Aplikasi apa yang bisa ngubah suara nggak enak jadi enak? Soundcloud bisa ga sih?
Dan, keputusannya adalah....
Aku nyoba buat ngerekam suara sendiri (lagi), lagunya JKT 48 yang judulnya Heavy Rotation tapi liriknya diubah pake kata-kata yang matematika banget, gitu-lah pokoknya, pake handphone ngerekamnya. Usaha itu pun nggak berjalan mulus, beberapa kali harus take (dalam jumlah yang nggak wajar gitu). Yah, sama aja kalo gini makan waktu banyak.
Take yang berkali-kali itu akhirnya menuai protes dari ibuku. Ibu bilang, "Kamu ngapain dari tadi nyanyi diulang-ulang terus? Jangan sakit hati juga, agak gimana gitu, kurang enak.". Yak, suara itu kerekam. Yaaaa salahku juga ngapain nyanyi-nyanyi di atas jam 9 malem, diulang-ulang pula.
Akhirnya, biar nggak ngeganggu orang lain, aku mutusin buat nyanyi di dalem lemari dengan maksud biar kedap suara, dan kece suaranya. Tapi.... gagal, nggak seenak orang-orang nyanyinya. Terus, apa aku maksa buat ngumpulin tugas nyanyi yang nggak banget suaranya itu ke dosen? Ya, terpaksa, dari pada nggak dapet nilai? Bukan berarti aku lebih mentingin dapet nilai terus ngebiarin orang lain termasuk dosenku menderita, enggak. Hasil rekaman suaraku nggak mengerikan seperti yang dibayangkan kok, masih bisa didengerin meskipun komentarnya nggak bagus, hehe. Lumayan.
Itu beberapa hal yang aku inget tentang akibat suara emasku. Mungkin ada yang kesempil dan akhirnya lupa buat di share, atau mungkin akan ada lagi tambahan-tamabahannya lagi. Gimana, masih pengen denger aku nyanyi? :)
Minggu, 13 Oktober 2013
Rabu, 30 Januari 2013
BROADCASTING, The Other Thing I Love
Broadcasting, pertama kali denger kata itu adalah pas waktu
Putri masih SMP. Waktu itu, Putri kecanduan banget dengerin radio, dari pagi
pas berangkat sekolah (waktu itu rajin banget dengerin radio mobil jemputan),
pas waktu istirahat (minjem handphone temen buat dengerin radio), sampe pas
udah di rumah. Mungkin keliatannya Putri norak banget dengerin radio sampe
segitunya. Emang sih, kalo alesannya cuma pengen dengerin musik, pake mp3 udah
bisa, lagian mp3 udah musim waktu itu, udah jadi semacem benda yang wajib
dibawa sama abege-abege. Tapi, yang namanya dengerin radio itu beda. Kita bisa
dengerin ada orang ngobrol di sana (namanya penyiar). Kita juga bisa imajinasi
macem2 tentang penyiarnya. Pokoknya keren deh (menurutku). Oya, layaknya
anak-anak abege, Putri demen dengerin radio anak muda, yang muterin lagu-lagunya
anak muda, bukan lagu “Gelas-Gelas Kaca” atau “Gereja Tua”, jadinya radio yang
jadi sasaran buat didengerin ya radio anak muda, bukan radio nostalgia, bukan
juga radio info lalu lintas dan cuaca. Sebagai pendengar yang aktif, Putri juga
sering telpon atau sms buat request lagu yang emang pingin banget buat
didengerin.
Gegara rajin dengerin radio, jadilah Putri seorang yang
tiba-tiba nambahin cita-cita di buku notes yang isinya biodata-biodata (itu
lhoooh, yg ada nama, ttl, makanan favorit, minuman favorit, sampe ada pantunnya
juga kadang -___-) dengan “Radio Announcer”. Pernah ada temen satu sekolah yang
tiba2 dikirim guru buat ikutan siaran di salah satu radio remaja paling kece
se-Surabaya. Dan iya, nggak usah nanya lagi, Putri mupengnya jadi kronis
tiba-tiba. Ngerasa kecolongan aja. Dan waktu Putri dengerin suara dia di radio,
yaaaaaah cemen. Bukan bermaksud sombong sih, tapi se-enggaknya, sebelum ngirim tuh
anak, harusnya dengerin dulu gaya Putri siaran (gaya banget emang, keterlaluan
gayanya, nggak paham kali yang dengerin, medoknya jos gandhos).
Dikala impian mulia itu belum terwujud (egile, ngomongnya
udah kaya’ Feni Rose), Putri jadi makin sering buat latihan ngomong sendiri
kaya penyiar beneran. Saking kurang kerjaannya, Putri sampe hapal call station
beberapa radio. Dan hasil latihan bertahun2 itu akhirnya Putri pamerin waktu
ada promosi kursus broadcasting pas SMA, iya pas masih kelas 1 SMA. Jujur, ini
baru pertama kalinya Putri tampil ngoceh di khalayak, biasanya cuma orang rumah
aja yang sering kena polusi suara macem itu. Waktu dapet giliran buat unjuk
gigi, Putri maju aja, sok pede. Nyerocos deh di depan. Yang paling bikin
deg-degan adalah pas waktu semua yang ada di ruang itu diem (nggak ngerti juga,
mereka dengerin, ngantuk, atau inget utang di kantin). Waktu selesai nyerocos,
ibu-ibu tentornya bilang kalo siaran ku tadi bagus. WOWW!!!
Lewat acara itulah, jadi mulai banyak yang tahu kalo ada
bakat terpendam dam dudi dudi dam dalam diri aku. Sampe ada kakak kelas (namanya
Alifta, paling cantik satu sekolah, pinter, multi-talented, model pula. Ini
twitternya: @aliftakartiko , go follow her) yang ngajakin buat jadi partner
siaran di lomba penyiar radio SONORA 98,0 FM Surabaya, kalo nggak salah tahun
2009. Emang sih, pas lomba itu kita kalah. Tapi karena kualitas siaran kita
yang nggak jelek-jelek amat, akhirnya kita sering diundang buat ngisi acara
Sonora High School DJ (acara khusus anak sekolah, setiap Minggu, dan penyiarnya
digilir, dan dibayar cuma pake biscuit sponsor). Lewat situlah jadi mulai kenal
orang-orang radio. Kalo nggak salah, diundang 3 kali buat ngisi acara anak
sekolah itu. Yang Putri cari sih waktu itu bukan duit (tapi kalopun dikasih
juga Putri enggak bakal nolak), Putri lebih nyari pengalaman, istilah bekennya
ngumpulin jam terbang.
Nggak berhenti di situ aja, Putri jadi rajin ikutan lomba
penyiar radio. Waktu itu, Putri ikutan lomba yang diadain Sonora FM lagi. Kali
ini bentuk lombanya beda, peserta lomba nggak langsung masuk studio siaran di
stasiun radio, peserta diharuskan ngoceh di studio mini di salah satu stand
pameran buku di Gramedia Expo Surabaya, yang bukan ngga mungkin suara peserta
yang ikutan lomba, mau jelek ataupun bagus, pasti didengerin banyak orang. Ada
komentatornya juga malah. Yang harus disyukuri adalah, meskipun ngga menang
juga, di lomba ini Putri masuk grand final, 10 besar terbaik lhhooooooh J Oke, berarti ada
progres.
Anyway, semakin berani coba, ternyata semakin banyak
kesempatan buat eksis di udara. Suatu hari Putri denegrin radio dan ada info
kalo bakal ada acara di Minggu pagi khusus anak SMA, dan announcer nya juga
anak SMA. Wah, ini yang namanya ‘makanan’! Karena harus partneran, akhirnya
Putri ngajakin salah satu temen Putri di sekolah yang dulunya pernah menang
lomba presenter, Isti (dia jago presenting dan getol banget sama teater, follow
her twitter @qombakpau), buat jadi partner siaran. Isti pun mau bnaget buat
diajakin siaran, beruntung dah. Terus langsung aja nyamber gagang telpon rumah
buat telepon radionya, buat daftar. Sebelum hari H kita siaran, kita dating ke
radio itu dan ikutan technical meeting, kita juga diajakin buat bikin iklan
siaran kita. Bangga banget waktu itu, itung-itung pertama kali bikin iklan yang
bisa didengerin banyak orang, di radio yang keren se-Surabaya, dan ngebawa nama
sekolah, SMA Khadijah Surabaya. Yah, kaya’nya ini adalah jawaban Tuhan atas
doa-doa, khayalan, mimpi, sekaligus ke-mupeng-an waktu SMP.
Pagi-pagi jam 6 Putri udah siap buat berangkat ke studio ISTARA 101,1 FM di Jl. Panglima Sudirman 72 Surabaya. Anyway, ini adalah debut pertama untuk siaran di radio anak muda, dan Putri nggak mau telat. Mungkin hari itu adalah hari yang paling ditunggu sejak Putri pengen banget suaranya ada di radio. Waktu itu Putri siaran dari jam 7-8 pagi, nama acaranya Chit Chat Skul Out – Istara FM. Kita juga punya kesempatan buat siaran bareng penyiar aslinya, Nindi (@nindiL) sama Mita (@mitamorphosa). Selain bisa eksis di radio, siaran bareng penyiar aslinya itu bikin pengalaman jadi nambah. Putri jadi aware sama yang namanya gaya bicara yang bener, suara yang nggak perlu diimut-imutin yang kadang jatuhnya lebih mirip suara chipmunk baru akil balig, tik-tak antar penyiar kalo lagi siaran rame-rame, ngehargain penyiar lain kalo lagi bicara (nggak boleh terlalu bernafsu mendominasi), proses baca sms dan angkat telpon pendengar, sampe rundown siaran yang disusun sebelum acara dimulai yang isinya playlist lagu sampe iklan. That was all interesting, and obviously worth it!!!
Pagi-pagi jam 6 Putri udah siap buat berangkat ke studio ISTARA 101,1 FM di Jl. Panglima Sudirman 72 Surabaya. Anyway, ini adalah debut pertama untuk siaran di radio anak muda, dan Putri nggak mau telat. Mungkin hari itu adalah hari yang paling ditunggu sejak Putri pengen banget suaranya ada di radio. Waktu itu Putri siaran dari jam 7-8 pagi, nama acaranya Chit Chat Skul Out – Istara FM. Kita juga punya kesempatan buat siaran bareng penyiar aslinya, Nindi (@nindiL) sama Mita (@mitamorphosa). Selain bisa eksis di radio, siaran bareng penyiar aslinya itu bikin pengalaman jadi nambah. Putri jadi aware sama yang namanya gaya bicara yang bener, suara yang nggak perlu diimut-imutin yang kadang jatuhnya lebih mirip suara chipmunk baru akil balig, tik-tak antar penyiar kalo lagi siaran rame-rame, ngehargain penyiar lain kalo lagi bicara (nggak boleh terlalu bernafsu mendominasi), proses baca sms dan angkat telpon pendengar, sampe rundown siaran yang disusun sebelum acara dimulai yang isinya playlist lagu sampe iklan. That was all interesting, and obviously worth it!!!
Waktu siaran pertama kali di Istara 101.1 FM Surabaya, Chit-Chat Skul Out Istara FM.
Siaran Chit-Chat Skul Out Istara FM Part II
To be honest, I never think to get much money for those
trials, experience was everything at that time. I’m addicted to do the same
thing at the beginning of 2012, Announcer Casting for VOICE DE CAMPUS (VODCA)
Sonora 98.0 FM Surabaya (iya, “Campus” karena memang waktu itu Putri udah jadi
anak kampus, udah kuliah). Alhamdulillah, Putri lolos waktu itu. Putri ada di
jajaran anak-anak muda yang diharapkan bisa jadi penyiar yang asyik buat
mahasiswa di Surabaya. Dari sini Putri jadi belajar tentang meeting
pra-produksi, semacam meeting yang ngebahas gimana desain acara yang mau
diadain. Putri dan temen-temen lainnya diberi kesempatan buat ngerancang acara
VOICE DE CAMPUS (VODCA), nentuin tema siaran, sampe cari narasumber. I learned
much at that time. J
Tapi, waktu itu Putri nggak didapuk jadi penyiar, Putri Cuma
ada di belakang layar, ini nge-bete-in sebenernya. Putri jadi belajar kalo
misalnya ada kesempatan dan kita ngerasa bisa, langsung samber aja, nggak usah
pake malu, malu-maluin juga sah-sah aja kalo waktunya mendesak.
Alhamdulillah, 7
bulan kemudian, tepatnya tanggal 24 November 2012, Putri sama temen siaran yang
juga temen kuliah, Gilang, diundang lagi buat ngisi acara VODCA dan kali ini
kita jadi penyiarnya! Yihaaaa, waktu itu kita semangat banget buat cari
narasumber sampe penyanyi akustiknya. Waktu itu kita ngambil tema “SAVE OUR
HERTITAGE”, dan kita pun ngajak temen kuliah yang bisa tari tradisional, Rindi,
dan Wury sama Chank kita dapuk buat jadi pengiring kita siaran, mereka semua
kompeten lhoooh J
Pas lagi meeting buat prepare siaran VODCA Sonora FM Surabaya
Kamis, 09 Agustus 2012
UNTITLED...
That was very nice to meet you yesterday. Even only in
simple conversation, short discussion of life and experiences, little jokes,
and advices, but those were really meaningful. Honestly, I never plan or imagine
just then to meet you in that place, a hardware store.
While you explain to me and my mother how to operate spin-dry mop we will buy, you tell me that your job as the buyer consultant in that store is just for spending your leisure time then you said that you are now handling a restaurant of traditional fried chicken, which is very good! It seems better because you are young, but you prove that you are responsible enough on your life. From the conversation, I know you are smart.
While you explain to me and my mother how to operate spin-dry mop we will buy, you tell me that your job as the buyer consultant in that store is just for spending your leisure time then you said that you are now handling a restaurant of traditional fried chicken, which is very good! It seems better because you are young, but you prove that you are responsible enough on your life. From the conversation, I know you are smart.
You’ve studied Law in Airlangga University and you are
graduated. But see, you aren’t a lawyer, judge, or prosecutor but you are
entrepreneur now. Alright, I believe that life is still a secret we have to
struggle. You are the one of the model. You also suggest me to have other
skills to get job easier then, yeah we call it soft skills. Thanks, anyway. J
OK, the value is….
“Do not ever look
someone from their cover”, their job for instance.
If someday come to you an office boy, please stay be nice, don’t
be proud of your or perhaps your parents’ riches. Because they are not always
worse than us and we are not better than ‘em. If he is part time office boy and
full time executive, who knows???
Once more, thank you “D”. You’ve just taught me how to face
this life, even in 15 minutes, but I’m sure it was worth it. You’ve made me
realize what qualification a man should have in order to be my man someday,
more or less like you :p
THANK YOU “D”, YOU’VE BEEN INSPIRING ME !!! J
Selasa, 31 Juli 2012
Ngejar TAXI Pake BECAK
Waktu itu hari Selasa, sebenernya
nggak ada kuliah tapi berhubung ada salah satu dosen yang minta ada kelas jam 1
siang jadi yaaa statusnya berubah, kuliahnya masuk. Di hari itu juga Bapak lagi
sakit perut, udah hari ke-tiga malah. Karena sakit perutnya yang agak bandel,
jadinya Bapak minta dianterin ke rumah sakit di seberang Royal Plaza. Karena
pagi itu yang ada di rumah cuma Putri, jadi ceritanya yang nganterin Bapak ke
rumah sakit ya Putri.
Karena Putri agak susah kalo
bonceng Bapak naik motor, jadinya naik taxi aja. Awalnya, segala sesuatu
berjalan sangat normal saat itu, dari nyampe rumah sakit sampe Bapak selesai
diperiksa. Proses sampe Bapak selesai diperiksa itu nggak lama dan nggak cepet
juga, pas. Waktu nungguin Bapak diperiksa, Putri nunggu di ruang tunggu UGD
sambil ngeliatin dokter-dokter ganteng yang keliweran, ngobrol sama
orang-orang, dan berkali-kali nelen ludah waktu ada orang di bangku depan yang
nangis gara-gara anaknya sakit aneh.
Putri langsung masuk ruang periksa
karena waktu itu udah dipanggil sama dokternya. Waktu ngelihat dokternya,
gilak! Ini dokter masih muda banget. Jujur agak nggak percaya gitu kalo
diperiksa dokter muda, hampir aja keceplosan manggil “MBAK”. Dan ternyata sama
aja sih, nggak tua nggak muda, dokter sejagat raya ini tulisannya nggak ada
yang bisa dibaca.
Ini terbukti waktu Putri ngantre
beli obat di Apotek, yakin deh Putri naruh resep udah di tempat yang bener dan
antreannya cuma dikit, tapi kok nggak dipanggil-panggil. Huft (hahaha, kepake lagi
deh kata-kata ini). Oke lanjut, dari tadi petugas Apotek manggil “Pak Suras”,
kalo diitung ada kali kalo udah lima kali dia manggil-manggil. Tiba-tiba aja
Putri “ngeh”, kali aja ini giliran resep obat Bapak. Akhirnya Putri nekat maju
dengan konsekuensi agak malu gegara sedari tadi dipanggil tapi nggak nongol
juga. Yaaah, kalo ada yang tiba-tiba ngira kalo Putri pasien THT nggak bisa
disalahin. Dan bener ternyata, yang dibilang “Pak Suras” itu Bapaknya Putri.
Anyway, Bapaknya Putri itu namanya Soeroso sebenernya, yaaaah gara-gara tulisan
mbak dokter tadi yang sulit dibaca jadinya ya gini deh, okelah dimaafkan.
Setelah semua urusan beres, obat
di tangan, Bapak juga udah minta pulang, akhirnya kita pulang, naik taxi lagi.
Oh ya, kali ini ada Ibu juga. Tadi Ibu nyusul ke rumah sakit dari tempat kerja.
Hal Absurd bermula di sini. Di taxi Putri baca-baca sms yang dari tadi sengaja
Putri cuekin dan ternyata dari temen kuliah yang nanya ntar siang jadi ada
kuliah atau nggak. Setelah semua sms dibales, Putri keasyikan liat jalanan (map
ye agak udik) dengan posisi handphone masih di tangan.
Begitu sampe rumah, Putri
buru-buru ambil duit di dompet buat bayar. Sampe akhirnya si handphone itu
jatoh di bawah jok taxi. Putri sebenernya ngerti kalo ada sesuatu yang jatuh,
tapi sampe Putri turun taxi, Putri lupa ambil. Taksi nya udah cap cus, masih
sekitar 5 meter, saat itu juga Putri langsung inget sama si handphone. Putri
lari sambil tereak-tereak kaya’ mahasiswa yang tiba-tiba gila kronis gara-gara
kena DO (amit-amit, naudzubillah). Sampe akhirnya Putri nyerah karena nggak
mungkin juga lari sampe taksinya kekejar. What next? Coba tebak dong! Mungkin
banyak yang pada nebak : “Telpon Customer Servicenya!!”. Tapi yang kamu tebak
adalah SALAH BESAR!! Di saat seperti itu Putri berharap banget ada pangeran
yang bermurah hati nganterin Putri ngejar taxi. Dan pangeran itu akhirnya
muncul dengan BECAKnya, iya BECAK guys! Sumpah, ini lebih parah dari Pangeran
Berkuda.
Saking panik dan blo’onnya (dan
mungkin kena hipnotis abang becak yang kaya’nya dari tadi belum dapet setoran)
Putri langsung aja naik itu becak, dan abangnya langsung genjot. Gilak ini
becak udah sinting, polisi tidur disasak juga, sampe nggak peduli kalo dari
tadi diliatin orang-orang. Dan iya! Bisa ditebak, nggak kekejar juga taxinya.
Fiuuuuuuh (hiyaaa, kepake lagi kata ini)…
Sampe akhirnya, “Udah Pak, balik
aja ke rumah”, becaknya pun nurut, puter balik. Ide buat telpon CS taxi baru
muncul. Waktu nyampe rumah, Putri langsung telpon CS taxi itu. Waktu sang CS
telpon balik, katanya Handphone nya nggak ada. Gimana bisa nggak ada? Putri
inget banget waktu itu jatuh di bawah jok. Setelah beberapa jam kemudian,
akhirnya sopir taxinya telpon dan katanya hanphone Putri bener ada di bawah
jok. Jujur, sebelum pak sopir taxi ini telpon, Putri nggak enak makan, nggak
enak minum, dan nggak pingin berangkat kuliah siang itu, semacam abg labil yang
diajakin kopdar sama cowok yang dikenal lewat fb dan ternyata wajahnya tak
seganteng foto yang ada di profil fb-nya (karena waktu itu, dia pasang foto
Teuku Wisnu di profil fb nya).
Niatan buat nggak berangkat
kuliah pun udah bulat karena memang mood yang kacau waktu itu. Sekitar jam 1.30
siang, si sopir taxi nyamperin rumah dan ngasih handphone. Begitu aku buka
handphone, jrooot ada 20 missed calls dan 5 sms. SMS itu ternyata bilang kalo
kuliah hari itu nggak jadi alias batal. Hmmmmppppphhhhh… Untung Putri tadi jadi
nggak berangkat ngampus. Nggak tau deh kalo waktu itu Putri ke kampus, ga bawa
handphone, dan nungguin dosen sampe berlumut, ijo-ijo gitu.
Meskipun gini, tapi lumayan Happy
Ending. Kalo nyelesain masalah mending jangan panik deh. J
Minggu, 08 Juli 2012
Hati yang Kepincut Social Media (Socmed)
Social Media, yak itulah benda yang saat ini sepertinya
dinomor satukan oleh banyak manusia. Twitter, Facebook, Plurk, My Space, etc,
dll, dsb secara sadar atau nggak sadar telah jadi benda pertama yang tau isi
hati kita. Gimana nggak, setiap kejadian yang kita alami mesti kita tulis di
situ, bahkan agak galau ketika ada hal penting yang harus di share tapi pulsa
paketan internet lagi habis. Nah lo? Pasti bawaannya nggak enak makan dan nggak
enak tidur.
Sekarang, siapa sih yang nggak punya akun Socmed (Social Media)? Mungkin 90% manusia di dunia ini punya, yah terlepas dari aktif atau
tidaknya. Bahkan, di daerah Jogja ada abang tukang becak yang memanfaatkan
Socmed sebagai media untuk memuluskan usaha becaknya, dan yah terbukti
bisnisnya benar-benar berjalan mulus.
Karena saking banyaknya pengguna Socmed, kadang kita agak sulit untuk
menemukan seseorang yang kita maksud di dunia maya, sering salah orang. Ya
iyalah, dalam satu kecamatan aja yang punya nama Bambang bejibun, apalagi ini
konteksnya ‘dunia’.
Kondisi ini masih ‘mendingan’ jika sang empunya akun menulis
profil mereka secara benar, yak BENAR. Menulis username, lokasi, dan bio sesuai
dengan aslinya sangat memudahkan orang lain yang ingin berteman di dunia maya.
Please oh please, sudah seharusnya seseorang bangga akan namanya, karena nama
adalah doa (ehem). Kenapa nulis nama asli di akun Socmed begitu sulit? Berikut
ini adalah beberapa kategori nama profil
Socmed yang sering keliweran:
- Nama yang ditulis dengan huruf besar-kecil, angka dan simbol-simbol yang ya iyalah sama sekali nggak kebaca.
- Nama yang ditulis dengan memperlihatkan kalau orang tersebut lagi kasmaran, misalnya Putri Cayank Si Nduts, kali ini geli banget ngebacanya, hadeeeh. -____-"
- Parahnya lagi, ada nama akun yang sering-sering diganti sesuai dengan suasana hati. Contohnya, Putri Cenank Cellaluh (nama akun sebelumnya), satu jam kemudian diganti dengan Putri Cukagh Makan Coklad, besoknya ganti lagi menjadi Putri Suk4gh waRna Ijo, etc. *mimisan -___-.
- Dan masih buanyak lagi.
Nama-nama
akun tersebut hanyalah sebagai contoh. Mohon maaf jika ada kesamaan nama akun
yang saya tulis dengan nama akun salah satu dari anda. Mohon maaf juga jika adayang
tersinggung, ini hanya sebagai contoh.
Oh ya satu lagi yang
paling urgent, FOTO PROFIL. Nah lo? Sering kan ya kita ketemu akun yang foto
profilnya pake foto-foto orang lain. Biasanya sih public figure, dan public
figure yang sering kepake fotonya adalah para artis. Suka pingin ketawa ngakak
kalo tau soal ini, apa krisis rasa percaya diri udah segitu parahnya? Ya iya
sih memang Socmed punya tujuan “biar fun” tapi kan juga ada batesnya. Yang
‘freak’ adalah ada yang sengaja pake identitas orang lain dan bikin akun palsu
yang isinya merugikan, waduh! Cybercrime.
Selain itu pilihlah foto-foto yang sekiranya sesuai dan
PANTAS di unggah. Resolusi jelas, nggak kebanyakan ornament sehingga wajah nya
sama sekali nggak kelihatan, tidak berpose super aneh yang bisa merubah aksen
wajah secara total sehingga orang lain sulit mengenalinya dan tentunya sopan
biar nggak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Socmed boleh menjadi benda pertama yang tau isi hati kita.
Tapi jangan sampe slogan “Socmed mendekatkan yang jauh dan sekaligus menjauhkan
yang dekat” jadi quotes favorit kita. Interaksi sosial secara langsung itu juga
tetap sangat penting. Yaaah jangan sampe kita lagi rame-rame ngumpul bareng
temen, tapi semuanya lagi sibuk pegang BB, dan UPDATE STATUS -____-.
Kalo mau update status dikira-kira dulu mana yang layak
untuk di-share, jangan terlalu sering mencerca
orang di Socmed, syukur-syukur yang kita share itu bisa berguna bagi
pengguna Socmed lainnya. :) Ya okelah, mungkin ada yang berpendapat bahwa itu
adalah hak seseorang untuk mendayagunakan akun Socmed mereka. Tapi kan ada
pengguna Socmed lain yang nggak mau tiba-tiba sakit mata setelah baca timeline
yang annoying.
Okey, udahan dulu yaaaa.
Langganan:
Postingan (Atom)