Waktu berjalan begitu cepat. Rasa-rasanya baru saja kemarin,
padahal sudah bertahun-tahun yang lalu. Rasa-rasanya baru beberapa jam yang
lalu, padahal sudah kemarin, begitu seterusnya. Entah mengapa, akhir-akhir ini
aku diberi kesempatan untuk belajar banyak dari orang-orang di sekeliling.
Belajar apa? Belajar mengenai apa yang mungkin tidak dapat aku jumpai dalam
buku, jurnal, dan literatur kuliahku. Ya, ini tentang makna kebahagiaan hidup.
Ada yang memandang hidup bahagia ketika dicukupkan semua kebutuhan, bahkan
dilebihkan. Ada yang merasa bahagia dengan orang-orang di sekeliling yang
begitu sayang padanya. Ada yang merasa hidupnya bahagia ketika sudah sampai
pada suatu kedudukan, dan masih banyak lagi alasan bahagia lainnya. Secara
personal, saya lebih memaknai kebahagiaan hidup sebagai rasa syukur, syukur
atas segala sesuatu yang telah aku dapat hingga saat ini. Akhir-akhir ini aku
memang ditakdirkan untuk bertemu orang-orang dengan beragam cerita. Seseorang
yang aku kenal ceria, ternyata juga menyimpan kesedihan dalam hatinya.
Seseorang dengan rezeki yang berlebih, ternyata juga kurang mendapat kasih sayang
dari orang sekelilingnya. Seseorang yang terlihat santai dan selalu percaya diri,
ternyata menyimpan kekhawatiran yang besar akan masa depannya. Seorang dari keluarga terpandang dengan penyakit yang menggerogoti tubuhnya. Aku jadi
menyadari bahwa hidup manusia tidak pernah sempurna. Yang aku percaya, bahwa
manusia bisa sanggup berdiri kuat karena rasa syukur atas semua yang dimiliki,
yang diberikan Tuhan padanya. Rasa syukurlah yang bisa mentransformasi
kesedihan menjadi kebahagiaan, kekurangan menjadi kecukupan, dan kekhawatiran
menjadi rasa optimis. Bersyukurlah karena setiap potongan kecil hidup kita
ternyata jauh lebih indah daripada orang lain. Bersyukurlah karena Tuhan
menaruh kepedulian yang luar biasa besar pada kita, menguji kita dengan hal-hal
yang sebenarnya kita tidak suka, untuk menempa kita. Aku yakin, Tuhan ingin
hamba-Nya tangguh, siap dalam kondisi apapun, malu mengeluh, tidak serakah,
tidak sombong, kerja keras, dan selalu meminta perlindungan pada-Nya. Hingga aku
menyadari bahwa fase kehidupan sebelum hari ini adalah bukan kebetulan, semua skenario
Tuhan. Sakit memang ketika sudah memimpikan hal yang terlihat baik, mengusahakan
yang terbaik untuknya, membayangkan diri berada dalam mimpi itu, dan pada
akhirnya tidak seperti yang diharapkan. Tapi
apakah dengan bersakit-sakit, bersedih-sedih, menyalahkan diri sendiri, akan
membuat impian yang tadinya gagal menjadi terwujud? Tidak, itu semua akan
membuatmu terlihat rapuh. Cobalah merenung sejenak, mengingat setiap titik yang
membuat kita gagal dalam sesuatu. Itu semua ilmu. Bisa jadi itu ilmu luar biasa
yang sengaja Tuhan berikan kepada orang-orang yang sudah siap menerimanya,
kepada orang-orang yang Tuhan anggap mampu melaluinya, orang-orang itu kita.
Belajar untuk bersyukur atas kenikmatan, pun juga atas cobaan. Ketika banyak
hal berjalan tidak sesuai harapan, percayalah, Tuhan sedang menyiapkan hal yang
lebih indah untuk kita dapatkan. Bukankah Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang?
Tuhan pasti tau kapan indah itu seharusnya datang. Syukuri hidup ini agar
selalu bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar